Spiga

TKW Asal Kediri Tak Mendapat Gaji Selama 7 Tahun

Surabaya - Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia yang bekerja di Jeddah-Arab Saudi, Munawwaroh Binti Mat Basar (38) mengalami nasib memprihatinkan.

Wanita asal Dusun Carian Dadapan Desa Tawang, Wates Kabupaten Kediri ini selain tidak mendapat gaji sejak Oktober 2002 hingga sekarang, janda tiga anak yang berangkat sebagai TKI dari PT Putri Mandiri UP3CTKI (Unit Pelaksana Penyuluhan dan Pendaftaran Calon Tenaga Kerja Indonesia) di Kota Kediri, tidak diperbolehkan keluar dari rumah majikannya.

"Sejak ditempatkan di majikannya itu, dia sulit mendapat gaji. Setiap kali gajinya diminta oleh Munawarroh, dia hanya mendapat janji-janji yang tidak pernah ditepati," kata Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) DPW Jawa Timur, Moch Cholily kepada detiksurabaya.com saat ditemui di Ketintang Surabaya, Kamis (26/6/2008).

Sementara itu, Mukandar (55) paman korban yang mengadukan nasib keponakannya ke SBMI DPW Jatim itu mengatakan, sejak 2006 sudah tidak bisa menghubungi Munawwaroh lagi.

"Biasanya dia (Munawwaroh) menghubungi ponsel adiknya. Tapi sejak 2006 kami tidak pernah dihubungi. Adiknya juga berusaha menghubungi tapi juga tidak bisa," kata Mukandar.

Mukandar menjelaskan, saat ditelpon maupun menelpon, Munawwaroh selalu berkeluh kesah tidak bisa pulang. "Dia ingin pulang, tapi tidak bisa karena belum mendapatkan gaji dan tidak boleh keluar dari rumah majikannya," tuturnya.

Kabar yang tidak menyenangkan itu, membuat ibu kandungnya Musringah mengalami sakit-sakitan dan meninggal dunia sejak 2005 lalu. Sedangkan ayahnya, Mat Basar (86) saat ini juga mengalami sakit karena memikirkan putrinya.

"Kami sekeluarga berharap Munawwaroh cepat pulang kembali dengan selamat. Kalau bisa juga dapat membawa gajinya yang bekerja sejak 2006 lalu," pinta Mukandar.

Sementara itu, Cholily mengaku sempat menghubungi ponsel majikan Munawwaroh. Dalam perbincangan dalam Bahasa Arab itu, Munawwaroh masih ada di rumahnya.

"Saya sempat meminta untuk disambungkan ke Munawwaroh. Tapi ponselnya langsung dimatikan dan saya hubungi lagi sudah off," terang Cholily.

Cholilly berharap, pemerintah melalui Dirjen Perlindungan WNI Deplu Luar Negeri supaya menyampaikan ke perwakilan RI di Jeddah, agar Munawwaroh difasilitasi pulang dan dipenuhi hak-haknya.

"Kami juga meminta memanggil paksa UP3CTKI yang memberangkatkan Munawwaroh segera ditindak," pintanya. Sumber Detiksurabaya.com